Wednesday, August 09, 2006

Review Market Rabu, 09-08-2006

(Diambil dari berbagai sumber)

Valuta-valuta regional sedikit melemah karena pelaku pasar enggan melakukan transaksi menjelang dimulainya rapat Fed hari ini. Rapat tersebut akan memutuskan apakah suku bunga akan naik dari 5,25% menjadi 5,50%.

Sikap berhati-hati melanda pasar kawasan dan berbagai pasar dunia lainnya dalam menyikapi rapat tersebut.

Fed akan mengeluarkan keputusannya pada hari Selasa jam 18.15 GMT ( Rabu pukul 01.15 WIB).

Sejak Juni 2004, Fed telah menaikkan suku bunga sebanyak 17 kali secara berturut-turut dengan masing-masing kenaikan sebesar 25 basisi poin.

Bank Indonesia (BI) akhirnya memangkas suku bunga BI rate sebesar 50 basis poin menjadi 11,75 persen.

Namun nilai tukar rupiah tetap baik-baik saja, hanya mengalami penurunan yang tidak begitu berarti.

Nilai tukar rupiah dalam beberapa bulan terakhir tetap stabil dengan kecenderungan menguat.

Pada awal perdagangan, rupiah dibuka 9.075 per dolar AS.

Penguatan rupiah itu menurut keterangan dari BI, ditopang oleh perbaikan rating Indonesia dan ekonomi global. Dalam keterangan pers yang dikeluarkan, BI mengatakan bahwa secara point to point rupiah menguat hingga 2,08 persen atau dari Rp 9.263 menjadi Rp 9.070 per dolar AS.

Pukul 10.00, rupiah tercatat 9.079.

Keputusan penurunan BI rate tetap memperhatikan upaya pencapaian sasaran inflasi ke depan, yaitu 8 plus-minus 1 persen untuk tahun 2006 dan 6 plus-minus 1 persen untuk tahun 2007

Waktu makan siang, rupiah tercatat 9.074.

Pada sesi sore, rupiah diperdagangkan dalam kisaran sempit 9.073-9.076.

Harga Saham Gabungan turun 7,40 poin dan ditutup 1.396,08.

Rupiah spot ditutup 9.089 per dolar AS Selasa, tidak jauh berbeda dari 9.065 pada penutupan Senin.

Dolar Singapura ditutup 1,5745 per dolar AS, turun dari 1,5704 Senin lalu.

Di Bangkok, baht ditutup 37,72 per dolar AS, tidak berubah dari sebelumnya.

Ringgit ditutup 3,6650 terhadap dolar AS, turun dari 3,6600 sebelumnya.

Yuan ditutup 7,9733 per dolar AS, dibanding 7,9695 sebelumnya.

Di Tokio, dolar mulai beranjak sedikit ke atas pada saat pasar mulai mempertanyakan keunggulan yen terhadap dolar AS yang selama dua tahun terakhir, terus menawarkan keunggulan yang lebih kompetitif atas yen.

Sampai saat ini, suku bunga yen hanya 0,25%, dibandingkan dolar AS yang jauh di atasnya.

Sementara Bank of Japan terus berkutat dengan kebijakan konservatif mempertahankan suku bunga rendah.

BoJ akan mengadakan rapat pekan ini dan diperkirakan tidak akan ada kenaikan suku bunga secara signifikan.

Dalam beberapa kesempatan, bank sentral Jepang selalu menyatakan akan menaikkan suku bunga secara bertahap.

Yen memang menjadi kurang menarik dan bagaikan terisolir dari tren di sejumlah negara besar yang menerapkan kebijakan uang ketat.

Indeks Nikkei melonjak 310,60 poin (2,05%) dan ditutup 15.464,66.

Dolar AS terakhir tercatat 115,16 yen, dibanding 115,12 sebelumnya

Di London, dolar stagnan pada kisaran terendah dalam dua bulan terakhir terhadap euro.

Saat ini pasar dilanda ketidakpastian mengenai apa yang akan diputuskan Fed mengenai langkah mengendalikan inflasi.

Di satu sisi, pertumbuhan perekonomian mulai menurun, namun di sisi lain , tekanan inflasi justru menguat.

Pekan lalu Bank Sentral Eropa telah menaikkan suku bunga menjadi 3% dan menyiratkan akan adanya kenaikan lanjutan tahun ini juga.

Sementara Bank of England baru-baru ini secara mengejutkan menaikkan suku bunga menjadi 4,75%

Kurs tukar dolar pada perdagangan tengah hari, dapat dicatat sebagai berikut:
Yen Jepang: 115,14, naik dari 115,07
Franc Swiss: 1,2247, turun dari 1.2254
Dolar Kanada: 1,1217, naik dari 1,1195
Sterling terhadap dolar AS: 1,9055, turun dari 1,9061
Euro terhadap dolar AS: 1,2840, naik dari 1,2839 sebelumnya.

HARGA EMAS

Di Comex New York, harga emas turun pada pembukaan Selasa.

Kontrak Agustus diperdagangkan $642,30 per ounce, turun dari $647,80 Senin. Harga spot pada jam 11.31 GMT (18.31 WIB) tercatat $643,25, dibanding $647,60 sebelumnya.

Di London, harga emas tertekan dan diperdagangkan pada kisaran sempit di tengah ketidakpastian pasar terhadap masa depan kebijakan uang ketat AS.

“Investor akan tergoda untuk melepas dolar dan membeli emas, jika suku bunga dolar tidak naik,”ungkap laporan yang diterbitkan Standard Bank.

“Namun sebaliknya, Fed bisa mengejutkan pasar dengan menaikkan suku bunga dan keadaan bisa berbalik menekan logam mulia,” lanjut laporan tersebut.

Sementara sentimen pasar tetap bullish dengan bergolaknya situasi di Timur Tengah dan tingginya harga minyak.

Harga di-fix $645,40 per ounce, turun dari $650,20 Senin. Harga perak tercatat $12,40 per ounce, tidak berubah dari sebelumnya.

Di Asia, harga sedikit melemah di tengah perdagangan yang berlangsung kurang ramai.

Banyak pelaku pasar menahan diri dari mengambil posisi yang besar.

Perdagangan berlangsung dalam kisaran sempit.

Sentimen pasar masih tetap baik karena fund manager sangat antusias memburu emas jika terjadi penurunan harga signifikan di tengah harga minyak tinggi dan konflik Israel-Libanon yang terus berlanjut.

Di Tokio, kontrak posisi pa-ling jauh, yakni Juni 2007 ditutup 2.415 yen per gram, turun 15 yen dari sebelumnya.

Di Singapura, harga ditutup $646,05, dibanding $647,60 sebelumnya.

Di Hong Kong harga emas turun $2,50 dan ditutup $646,00.


Analisa SoYoung

Us masih lebih berprobabilita menguat, awasi level psikologis baliknya di kFC.

BY soyoung.org

0 Comments:

Post a Comment

<< Home